Nasehat Syeikh Abdul Qodir Jailani tentang Tawadhu
Syeikh Abdul Qodir Jailani berkata : Gambaran tawadhu adalah seorang tidak berjumpa dengan yang lain kecuali ia berpandangan bahwa orang itu memiliki kebaikan atas dirinya, dan ia berkata “Semoga ia lebih baik di sisi Allah dariku dan dianugerahkan kepadanya derajat yang lebih tinggi.”Jika ia lebih muda darinya, ia berkata,
“Ia belum bermaksiat kepada Allah, sementara aku sudah banyak bermaksiat, tidak diragukan lagi ia lebih baik dariku.”
Jika ia lebih tua darinya, ia berkata,
“Ia telah lebih dulu beribadah kepada Allah dariku”
Jika lebih berilmu darinya, ia berkata,
“Ia telah diberikan apa yang aku belum sampai kepadanya, ia telah memperoleh apa yang belum aku peroleh, ia seorang alim tapi aku seorang yang jahil, ia beramal dengan ilmunya.”
Jika ia lebih jahil darinya, ia berkata,
“Ia bermaksiat kepada Allah karena kejahilannya, sementara aku bermaksiat kepada Allah padahal aku berilmu, aku tidak tahu pasti dengan cara bagaimana Allah menutup hidupku. Serta dengan cara bagaimana Allah menutup hidupnya.”
Bila ia seorang hamba, ia berdo’a, “Semoga Allah menghindari dirinya dari kesesatan”
dikutip dari buku “Nasehat Syeikh Abdul Qodir Jailani” penerbit Pustaka Imam Ahmad dengan judul Asli Mawaizh asy Syeikh Abdul Qodir al Jailani karya Syeikh Shalih Ahmad asy Syami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar